Journal de la Voix – Tragedi Kanjuruhan, yang terjadi pada 1 Oktober 2022, adalah salah satu peristiwa yang sangat mengguncang dunia sepak bola Indonesia. Tragedi ini terjadi setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Setelah pertandingan yang berakhir dengan kekalahan Arema FC, kerusuhan pecah dan menyebabkan lebih dari 130 orang tewas serta ratusan lainnya terluka. Hingga kini, masyarakat Indonesia masih bertanya-tanya siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas tragedi yang memilukan ini. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri bagaimana proses penyelidikan hukum berjalan, siapa saja yang terlibat, dan apakah sistem hukum Indonesia sudah memberikan keadilan bagi para korban.
Kronologi Tragedi Kanjuruhan
Sebelum kita membahas siapa yang bertanggung jawab, kita perlu memahami dulu kronologi tragedi Kanjuruhan. Pada 1 Oktober 2022, Arema FC, yang bermain di kandang di Stadion Kanjuruhan, Malang, menghadapi Persebaya Surabaya. Setelah Arema kalah 2-3, kerusuhan pecah di kalangan suporter. Banyak suporter Arema yang merasa kecewa dan mulai berusaha masuk ke dalam lapangan. Ketegangan semakin tinggi setelah polisi menembakkan gas air mata untuk mengendalikan kerusuhan.
Sayangnya, gas air mata yang ditembakkan ke arah kerumunan semakin memperburuk keadaan. Suporter yang panik berlarian menuju pintu keluar, namun pintu-pintu keluar stadion yang ada ternyata tertutup rapat. Dalam kekacauan ini, banyak suporter yang terjebak dan akhirnya terinjak-injak. Tragedi yang sangat mengerikan ini menyebabkan lebih dari 130 orang meninggal dunia, dan ratusan lainnya luka-luka.
Proses Penyidikan Pasca-Tragedi Kanjuruhan
Setelah tragedi Kanjuruhan, penyelidikan segera dimulai. Polisi langsung membentuk tim khusus untuk menyelidiki kejadian tersebut. Proses penyelidikan ini dimulai dengan mengumpulkan bukti-bukti dari berbagai sumber, termasuk video yang direkam oleh suporter dan pihak media. Banyak bukti video yang menunjukkan bagaimana gas air mata ditembakkan ke arah kerumunan yang sudah sangat padat.
Penyelidik juga memeriksa saksi-saksi yang selamat dari tragedi ini, termasuk panitia penyelenggara pertandingan, petugas keamanan stadion, dan suporter yang berada di dalam stadion saat kejadian. Selain itu, pihak kepolisian juga memeriksa rekaman CCTV dan bukti-bukti lainnya untuk memahami dengan lebih jelas apa yang terjadi dan siapa yang bertanggung jawab.
Namun, proses penyelidikan ini tidak berjalan dengan mulus. Beberapa pihak merasa bahwa penyelidikan ini lambat dan masih banyak hal yang belum terungkap secara jelas. Banyak yang meragukan apakah semua pihak yang terlibat dalam tragedi Kanjuruhan akan benar-benar dimintai pertanggungjawaban.
Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan melibatkan berbagai pihak, dan penyelidikan hukum fokus pada siapa saja yang bisa dimintai pertanggungjawaban atas kejadian ini.
Penyelenggara Acara:
Pihak pertama yang terlibat adalah panitia penyelenggara acara, yang bertanggung jawab atas pengaturan pertandingan dan pengamanan di stadion. Banyak yang berpendapat bahwa penyelenggara acara kurang memadai dalam menyiapkan pengamanan yang baik untuk pertandingan yang penuh emosi ini. Selain itu, stadion tersebut juga dianggap memiliki fasilitas yang tidak memadai, seperti pintu keluar yang sedikit dan pengaturan evakuasi yang buruk. Hal ini membuat banyak suporter terjebak di dalam stadion dan sulit untuk keluar.
Polisi dan Aparat Keamanan:
Polisi yang bertugas mengamankan jalannya pertandingan juga menjadi sorotan. Gas air mata yang ditembakkan oleh polisi dianggap sebagai faktor utama yang memperburuk keadaan. Banyak orang berpendapat bahwa penggunaan gas air mata di dalam stadion dengan kerumunan yang begitu padat adalah keputusan yang salah. Suporter yang sudah panik semakin kesulitan untuk keluar, dan beberapa dari mereka terinjak-injak saat berlari mencari pintu keluar.
Suporter:
Selain itu, ada juga peran suporter yang tidak bisa dikesampingkan. Meskipun sebagian besar suporter datang untuk mendukung tim mereka, beberapa di antaranya terlibat dalam kerusuhan setelah pertandingan selesai. Beberapa suporter dilaporkan menyerang petugas keamanan dan merusak fasilitas stadion, yang semakin memperburuk situasi yang sudah sangat tegang.
Pihak Lain:
Tentu saja, ada pihak lain yang turut bertanggung jawab, seperti pihak federasi sepak bola Indonesia (PSSI) dan pemerintah. Mereka memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa pertandingan sepak bola berlangsung dengan aman dan bahwa pengamanan di stadion diperhatikan dengan baik.
Langkah Hukum yang Diambil Pasca-Tragedi Kanjuruhan
Setelah tragedi Kanjuruhan, banyak pihak yang akhirnya dimintai pertanggungjawaban. Polisi mulai menyelidiki dan menangkap beberapa orang yang diduga terlibat, baik dari kalangan polisi maupun pihak penyelenggara acara. Beberapa petugas keamanan yang bertugas saat kejadian dipanggil untuk diperiksa, dan beberapa orang ditetapkan sebagai tersangka karena diduga melakukan kelalaian yang mengakibatkan kematian banyak orang.
Selain itu, beberapa pejabat tinggi di PSSI dan pengelola stadion juga dimintai pertanggungjawaban. Namun, meskipun beberapa orang sudah ditetapkan sebagai tersangka, banyak yang merasa bahwa hukuman yang diberikan tidak cukup tegas. Masyarakat dan keluarga korban merasa bahwa proses hukum ini masih belum memberikan keadilan yang seharusnya bagi mereka yang kehilangan orang tercinta.
Apakah Hukum yang Ada Sudah Memberikan Keadilan?
Banyak yang bertanya apakah hukum yang ada sudah memberikan keadilan bagi para korban tragedi Kanjuruhan. Beberapa pihak merasa bahwa penyelidikan sudah cukup baik dan ada beberapa pihak yang sudah dimintai pertanggungjawaban, tetapi banyak juga yang merasa hukuman yang dijatuhkan belum sebanding dengan kesalahan yang dilakukan.
Keluarga korban, khususnya, merasa belum mendapatkan keadilan yang layak. Mereka berharap agar pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tragedi ini mendapatkan hukuman yang lebih tegas. Selain itu, mereka juga berharap agar sistem pengamanan di stadion diperbaiki agar tragedi serupa tidak terulang lagi di masa depan.
Penutup
Tragedi Kanjuruhan adalah salah satu peristiwa yang sangat memilukan dan membuat kita semua bertanya-tanya tentang siapa yang bertanggung jawab. Meskipun proses hukum telah dimulai, banyak orang merasa bahwa keadilan belum sepenuhnya tercapai. Semoga tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa sistem pengamanan stadion dan keselamatan suporter di setiap pertandingan sepak bola diperhatikan dengan lebih serius.